Mengenal Lebih Dekat
GOA MARIA LAWANGSIH
PENGANTAR
Suatu ketika ada peziarah yang bertanya kepada saya; “Romo,
DEMOGRAFI
Gua Maria Lawangsih terletak di Perbukitan Menoreh, perbukitan yang memanjang, membujur di perbatasan Jawa Tengah dan DIY, (Kabupaten Purworejo dan Kulon Progo). Di tengah perbukitan Menoreh, bertahtalah Bunda Maria Lawangsih (
SEJARAH
Goa Maria Lawangsih adalah Goa Maria yang pada awalnya adalah sebuah goa Lawa (
Awalnya, Goa Lawa hanyalah tanah grumbul (semak belukar) yang memiliki lubang kecil di pintu goa (+1 m2), namun lorong-lorongnya bisa dimasuki oleh manusia untuk mencari kotoran Kelelawar sampai kedalaman yang tidak terhingga. Namun karena faktor tidak adanya penerangan dan suasana dalam goa yang pengap, maka tidak banyak penduduk yang bisa masuk ke dalam goa. Pada tahun 1990-an, Goa Lawa sempat dijadikan oleh Muda-Mudi Stasi Pelemdukuh untuk tempat memulai berdoa Jalan Salib (Stasi), namun setelah itu tidak ada perkembangan yang berarti sampai tahun 2008.
Pada bulan Juli 2008, Goa Lawa yang semula milik keluarga T. Supino (Ketua Stasi SPM Fatima Pelemdukuh), telah dihibahkan kepada Gereja. Pembangunan Goa Maria Lawangsih untuk menjadi tempat berdoa (Panti Sembahyang) adalah atas inisiatif Romo Paroki Santa Perawan Maria Tak Bernoda Nanggulan ini yaitu Romo Ignatius Slamet Riyanto, Pr, setelah beberapa kali masuk dan meneliti kemungkinan Goa Lawa menjadi tempat doa. Pada awalnya, Romo Ignatius Slamet Riyanto, hanya ingin menjadikan tempat yang awalnya “dianggap keramat” oleh penduduk sekitar, menjadi tempat yang nyaman bagi umat sekitarnya untuk berdoa. Namun rupanya ada banyak orang yang tahu dari mulut ke mulut (Jawa: gethok tular) tentang keberadaan tempat ziarah ini, sehingga makin lama semakin banyak peziarah yang datang dari Bandung, Surabaya, Lampung, Jakarta, Semarang, dan kota-kota besar lainnya, bahkan berdasarkan data dari buku tamu yang disediakan beberapa kali ada peziarah dari luar negeri (Belanda, Perancis dan Australia) yang datang ke sana.
Pembangunan yang diprakarsai oleh tokoh-tokoh umat dan didukung keinginan umat untuk memiliki tempat berdoa di tempat terbuka dan memiliki sumber air, begitu besar, sehingga membuat hibah tanah dan Goa Lawa menjadi suatu pilihan yang menarik untuk ditindaklanjuti. Langkah yang diambil pihak Gereja adalah dengan dibangunnya goa tersebut menjadi suatu tempat berdoa yang diinginkan umat. Sejak saat itu, tanah di sekitar Goa Lawa dibersihkan, yang pada awalnya hanyalah sebuah lubang/goa kecil, tanah yang berada di sekitarnya digali, hingga akhirnya lubang di sekitar goa bisa menjadi seperti saat ini. Batu besar ( + 8m2) dan tanah yang menutup lubang goa perlahan-lahan dibongkar dan dibersihkan.
Pengerjaan Goa tidak menggunakan alat-alat berat/modern. Di sinilah mukjizat itu terjadi. Selama hampir satu tahun, umat Katolik dan warga sekitar Goa Lawa bekerja bersama, menggali tanah, mengangkat, membersihkan dan membuat Goa menjadi seperti saat ini. Semua dilakukan dengan penuh semangat, kerjasama dan pelayanan. Nama Goa Lawa ingin dipertahankan oleh umat, agar menjadi prasasti bagi tempat peziarahan umat Katolik. Akhirnya, Goa Lawa diberi nama baru:
Lawangsih dapat diartikan demikian. Kata Lawang dalam Bahasa Jawa mengandung arti pintu, gapura atau gerbang. Kata sih (asih) artinya kasih sayang, cinta, berkat, rahmat. Secara rohani, Lawangsih menunjuk makna Bunda Maria sebagai gerbang surga, pintu berkat. Dalam keyakinan kita, Bunda Maria adalah perantara kita kepada Yesus (per Maria ad Jesum), Putranya yang telah menebus dosa manusia dan membawa pada kehidupan kekal.
Perarakan “Mboyong Sang Ibu” diikuti oleh 700an umat Stasi SPM Fatima Pelemdukuh dan sekitarnya. Ekaristi yang dilakukan pada tanggal 01 Oktober 2009 diawali dari Gereja (yang berjarak 500 m), dengan mengarak patung Bunda Maria menuju Goa Maria Lawangsih. Semua umat mengarak Bunda Maria dengan penuh keheningan (wening ing bathin), berdoa di dalam batin mohon karunia Roh Kudus agar memberkati umat dalam peziarahan di dunia ini. Umat juga berdoa agar tempat peziarahan Goa Maria Lawangsih menjadi tempat mereka menimba kekuatan iman, agar mampu menghadapi tantangan kehidupan ini. Ekaristi dengan menggunakan Bahasa Jawa dan iringan gamelan menambah aura rohani merebak di Goa Maria Lawangsih. Pukul 16. 00 WIB, Bunda Maria diberkati dan ditahtakan. Banyak umat meneteskan air mata, tatkala Sang Ibu, dengan penuh senyum mengundang umat untuk berdoa dengan perantaraannya.
Seusai Ekaristi, umat berhamburan berdoa di hadapan Bunda Maria dan berebut masuk ke dalam Goa Lawangsih, dimana kemahabesaran Allah sungguh nyata. Sebuah karya nan indah dari Sang Arsitek membuat umat terpana. Karya Tuhan sungguh mahaindah. Sebuah goa yang penuh dengan stalagtit dan stalagmit dengan gemercik air yang keluar dari sumber air di dalam
Akhirnya, saat ini umat Paroki SPM Tak Bernoda Nanggulan sudah memiliki Goa Maria Lawangsih sebagai rangkaian dari Goa Maria Pengiloning Leres yang sudah ada.
CIKAL BAKAL
Goa Maria Lawangsih merupakan langkah peziarahan iman umat Stasi SPM Fatima Pelemdukuh, yang selama ini berdoa kepada Bunda Maria di Goa Maria Pengiloning Leres (Cermin Kebijaksanaan), sebuah Goa Maria di atas Kapel Stasi SPM Fatima Pelemdukuh. Goa Pengiloning Leres adalah cikal bakal Goa Maria Lawangsih, merupakan goa alam, namun hanya kecil. Letak Goa Pengiloning Leres yang berada di atas Kapel SPM Fatima Pelemdukuh, tidak terlalu jauh dari Goa Maria Lawangsih.
Di samping goa, bertahtalah Patung Kristus Raja yang memberkati yang tingginya 3 meter. Di belakang goa terdapat ruang doa yang cukup luas, bersih, dan teduh.
Mengingat tempatnya yang jauh dan terpencil dari
Arsitektur yang digunakan oleh Kapel menarik sekali. Penataan batu-batu alami di sisi barat Kapel menambah keasrianya. Pemertahanan bentuk alami batu kapur tanpa tembok ini adalah sesuai dengan anjuran Romo YB. Mangunwijaya yang merupakan arsitek handal. Di belakang Altar dihiasi dengan lukisan-lukisan Gunungan Wayang yang menggambarkan Kerajaan Surga, lukisan Rusa dengan hamparan rumput yang luas menghijau juga terpampang di sebelah kiri altar, di belakang patung Bunda Maria. Di atas
Bila dilihat dari bawah, Goa Maria Pengiloning Leres ini nampak seperti bahtera. Bahtera Nabi Nuh yang pada zaman dahulu telah menyelamatkan manusia dan mahkluk-makhluk lainnya di atas bumi dari air bah. Bentuk bahtera ini kemudian semakin disempurnakan dengan adanya patung Kristus Raja Semesta Alam sebagai nahkoda bahtera tersebut. Patung ini adalah karya dari Romo A. Tri Wahyono Pr.
Sekarang, lengkap sudah penampilan bahtera tersebut, ada Tuhan Yesus sebagai nahkoda yang selalu membimbing dan memberkati semua umat Katholik di Stasi Pelem Dukuh. Tempat ini kelak menjadi Golgota dan tempat Bunda Maria Berduka Cita memangku Sang Putra yang telah wafat tersalib (pieta). Goa Maria Lawangsih menjadi awal peziarahan umat, menimba kekuatan melalui Bunda Maria, mengikuti jalan Salib Tuhan Yesus dan menuju pada Golgota. Di
INFRASTUKTUR
Kekhasan Goa Maria Lawangsih yakni eksotisme goa alamnya.
Goa Maria Lawangsih sama sekali belum tersentuh oleh pembangunan secara modern, sungguh-sungguh alami. Selain itu, goa ini dibangun oleh umat yang secara sukarela setiap hari bekerja bakti, bahu membahu, saling mendukung dengan kerja tangan mereka. Dengan senyum, canda, dan penuh semangat iman, selama hampir satu tahun umat mengolah tanah grumbul (semak belukar) menjadi tempat peziarahan Maria yang sangat indah, dengan bukit-bukit batu di sekitar goa, dengan stalagtit dan stalagmit di dalam goa, dengan gemercik air yang mengalir tiada henti, meski kemarau yang sangat panjang sekalipun.
Pemandangan alam sekitar juga sangat indah. Sejak masuk ke daerah Nanggulan dan selama perjalanan 13 km dari Nanggulan menuju Goa Maria Lawangsih, peziarah akan melihat pemandangan yang indah, perbukitan Menoreh, Gunung Merapi, dan jika melihat arah selatan akan kelihatan pemandangan Pantai Laut Selatan di kejauhan. Pada malam hari, peziarah akan melihat pemandangan
Sejauh mata memandang, kita akan menyaksikan rindangnya pohon dan hamparan sawah yang menghijau. Sesekali kicau burung yang bernyanyi memanjatkan syukur kepada Sang Pencipta juga terdengar. Di bawah goa, terdapat sungai yang mengalir membelah dusun. Jauh dari kesan sungai di
Di belakang Patung Bunda Maria, terdapat lorong goa yang sangat panjang, dalam dan indah dengan stalagtit dan stalagmit yang mempesona, di dalamnya juga terdapat sumber air yang mengalir tiada henti, jernih dan sejuk, yang selama ini menjadi sumber penghidupan masyarakat sekitar goa Maria. Kelak air ini akan ditampung dan dijadikan tempat “menimba air kehidupan” dan untuk kebutuhan sehari-hari. Sungguh ajaib, Bunda Maria juga memberikan berkatNya. Di depan Bunda Maria, terdapat goa yang cukup lebar, memanjang sampai pada kedalaman yang tak terhingga. Namun sayang, 300 meter setelah pintu goa, sudah menyempit, meski di dalam
Fasilitas untuk peziarah secara umum sudah tersedia meskipun dalam nuansa kesederhanaan. MCK Kamar mandi, WC/toilet, sudah tersedia dengan air yang melimpah. Air jernih dari bawah Bunda Maria dialirkan menuju sebuah bak penyaring yang nantinya menjadi air yang bisa dipakai peziarah untuk dibawa pulang atau untuk diminum langsung. Air ini juga dialirkan ke kamar mandi di bawahnya, sehingga air di kamar mandi/WC sangat jernih dan layak untuk para peziarah. Jalan menuju Goa Maria Lawangsih juga sudah layak untuk menjadi jalan bagi kendaraan peziarah. Pada bulan Nopember 2010, jalan yang melingkar di sekitar Goa Maria Lawangsih sudah diaspal oleh warga di Purwosari.
Perjalanan menuju Goa Maria Lawangsih dapat di tempuh dengan mengendarai sepeda motor, minibus, atau mobil pribadi. Sampai sekarang, bus besar masih sulit untuk menjangkau Goa Maria Lawangsih, karena adanya beberapa tikungan kecil. Apabila menggunakan bus besar/pariwisata, peziarah dapat transit di Gereja Katolik Santa Perawan Maria Tak Bernoda, Karang, Nanggulan, Kulon Progo,
Tulisan ini dibuat dan dirumuskan oleh Panitia Pembangunan dan Pengelola Goa Maria Lawangsih dari tulisan Rm. Ignatius Slamet Riyanto, Pr
Info lebih lanjut dapat dibuka di: guamarialawangsihnanggulan.blogspot.com, atau facebook:guamarialawangsih.nanggulan@gmail.com).
NB. Contact Person: Rm. Ignatius Slamet Riyanto, Pr. Pastoran SPM Tak Bernoda Nanggulan
Karang, Jatisarono, Nanggulan, Kulon Progo,
Berita dan Info
Peziarahan Uskup Bandung “Sowan” Sang Ibu Maria Lawangsih (1)
Kisah ini bagi saya sungguh membuat bahagia, termotivasi, bangga, namun juga amat sangat malu. Mengapa? Kisahnya demikian; Senin malam (09/03/2010) saya menerima SMS dari nomor Handphone yang belum saya kenal. Isi pesan singkat tersebut: “ Romo, selamat petang. Besok pagi saya akan datang ke Goa Lawangsih Nanggulan. Mohon informasi rute perjalanan ke sana. Makasih.” Sebagaimana saya menanggapi SMS para peziarah yang akan datang ke Goa Maria Lawangsih, saya membalasnya secara informatif, to the point: “Anda darimana, naik apa, berapa orang?”. Kemudian ada SMS balasan : “Saya dari Bandung, naik mobil, saya berdua saja Romo.” Saya membalasnya: “Jalur perjalanan Anda darimana?. SMS masuk lagi: “Besok pagi saya sampai di Muntilan”. Saya membalas: “Oke. Terimakasih perhatiannya, besok saya juga akan rapat di Stasi, bisa berangkat bersama-sama saya. Saya tunggu.”. SMS masuk : “Ok Romo, terimakasih kalo Romo berkenan mengantarkan kami.”
MGR. PUJA DI PASTORAN NANGGULAN
EKSPEDISI KE GOA MARIA LAWANGSIH
MGR. PUJA MENGHADAP BUNDA MARIA LAWANGSIH
GOA MARIA PENGILONING LERES
Slide Galeri Foto Gua Maria Lawangsih


Sekarang Jam :
Blog Archive
-
▼
2010
-
▼
Maret
- Peziarahan Uskup Bandung “Sowan” Sang Ibu Maria La...
- KOTBAH PEMBUKAAN BULAN ROSARIO 2009
- DASAR PENGHORMATAN KEPADA BUNDA MARIA
- Belajar dari Maria. YANG DIKANDUNG TANPA DOSA (IMM...
- MENELADAN BUNDA MARIA, TELADAN UMAT BERIMAN (dari ...
- PERJALANAN ROHANI BUNDA MARIA ADALAH PERJALANAN IM...
- GUA MARIA PENGILONING LERES - CIKAL BAKAL GUA MARI...
- GEREJA STASI SPM FATIMA PELEMDUKUH
- EKSPEDISI KE GUA MARIA LAWANGSIH NANGGULAN
-
▼
Maret
Bagus n alami.
Mohon alamat yg jelas dan brp km dari Yogja. Saya ingin sekali berkunjung ke goa Lawangsih ini. Terimakasih
Posted on 31 Maret 2010 pukul 01.03
Berawal doa mohon slamet (selamat) di Gua Jatiningsih, ternyata ketemu Slamet-Rama Nanggulan (Pangapunten Rama)menghunjukkan Misa. Beliau ngendika bilih wonten gua enggal. Lajeng kula padosi ngantos kesasar-sasar mboten pinanggih. 1 Sura (Des 2010, 04.30)wonten pengalaman, kula lenggah "sila" ngandhap Patung Ibu Maria, wonten suwanten sato kewan -khas sanget,merdu, kula dereng nate mireng- lan 'kecopak2' kdos ulam ageng ( 3meter wingking Patung Ibu Maria) uga lawa setunggal/kalih mlebet gua.(batin kula:iki suara apa? rada kamithotholen he...Estu, menika asri sumusup jroning rasa, saged nyawiji kaliyan alam ingkang endah rumesep ing manah, wonten swarga. Nuwuhaken ayem. Pisungsung syukur, Ibu...Ibu Maria. Ngapunten, Matur nuwun Rama Slamet, Berkah Dalem...
Posted on 31 Maret 2010 pukul 13.45
Salah ketik.Pangapunten. 1 Sura (Des 2009, 04.30)pagi.nuwun . Kimman
Posted on 31 Maret 2010 pukul 13.51
Rama Slamet Ytk., terimakasih atas cerita kunjungan kita ke Gua Maria Lawangsih. Ssya juga bercerita tentang itu. Silakan clik: http://pujasumarta.multiply.com/journal/item/179. Salam, doa 'n Berkah Dalem, + J. Pujasumarta
Posted on 9 April 2010 pukul 09.12
Semoga tidak hanya sarananya yg bagus tapi pembinaan iman umatnya juga harus diperhatikan, sering-seringlah Romo Paroki turba ke keluarga umatnya ajak bicara dan dengarkan kesulitan dan keluhan umatnya.
Posted on 4 Mei 2010 pukul 13.08
A.Surowo Haryono
Sesuai dengan nama "Lawang=pintu sih=cinta/kasih" ke depan-nya benar2 mampu menjadi jalan masuk kasih bagi semua orang siapa saja tanpa terkecuali, Kunjungan Mgr.Puja mengawali perjumpaan kasih tersebut dengan Bunda suci maupun seluruh umat katholik, demikian menurut saya arti pentingnya sebuah pintu menuju kasih sejati.
Posted on 10 Juni 2010 pukul 21.28
Bulan Juni 2010 kemarin saya berdelapan orang berkunjung ke Bunda Maria di Lawangsih. Memang sungguh meresap sebagai tempat doa. Ditambah lagi info rute dari perempatan Kenteng sampai ke lokasi sangat jelas dan akurat (spedometer) shg mudah untuk menuju ke sana. Beberapa teman yang mendengar hal ini kepengin juga sowan ke sana. semoga tetap terjaga keasrian n keasliannya. Berkah Dalem.
Posted on 6 Juli 2010 pukul 22.31
Saya lihat berita ini di liputan 6. Apa yang Romo lakukan ini (untuk kesejahteraan masyarakat),membuat saya kagum. Terutama dengan peternakan kambing Ettawa.Suatu saat saya ingin berkunjung kesana(kalau Tuhan mengijinkan).
Posted on 29 April 2011 pukul 11.48
Route menuju GOA MARIA LAWANGSIH
GERBANG MENOREH
https://g.co/kgs/9fwzPq
Posted on 21 November 2017 pukul 11.27
Tgl 25 januari 2020 saya ke sana dgn istri dan anak anak, lingkungan yg asri dan tenang membuat hati tentram, saya jadi ingin mengajak berombongan umat di lingkungan ke sana
Posted on 26 Januari 2020 pukul 18.41
Posting Komentar