Mengenal Lebih Dekat
GOA MARIA LAWANGSIH
PENGANTAR
Suatu ketika ada peziarah yang bertanya kepada saya; “Romo,
DEMOGRAFI
Gua Maria Lawangsih terletak di Perbukitan Menoreh, perbukitan yang memanjang, membujur di perbatasan Jawa Tengah dan DIY, (Kabupaten Purworejo dan Kulon Progo). Di tengah perbukitan Menoreh, bertahtalah Bunda Maria Lawangsih (
SEJARAH
Goa Maria Lawangsih adalah Goa Maria yang pada awalnya adalah sebuah goa Lawa (
Awalnya, Goa Lawa hanyalah tanah grumbul (semak belukar) yang memiliki lubang kecil di pintu goa (+1 m2), namun lorong-lorongnya bisa dimasuki oleh manusia untuk mencari kotoran Kelelawar sampai kedalaman yang tidak terhingga. Namun karena faktor tidak adanya penerangan dan suasana dalam goa yang pengap, maka tidak banyak penduduk yang bisa masuk ke dalam goa. Pada tahun 1990-an, Goa Lawa sempat dijadikan oleh Muda-Mudi Stasi Pelemdukuh untuk tempat memulai berdoa Jalan Salib (Stasi), namun setelah itu tidak ada perkembangan yang berarti sampai tahun 2008.
Pada bulan Juli 2008, Goa Lawa yang semula milik keluarga T. Supino (Ketua Stasi SPM Fatima Pelemdukuh), telah dihibahkan kepada Gereja. Pembangunan Goa Maria Lawangsih untuk menjadi tempat berdoa (Panti Sembahyang) adalah atas inisiatif Romo Paroki Santa Perawan Maria Tak Bernoda Nanggulan ini yaitu Romo Ignatius Slamet Riyanto, Pr, setelah beberapa kali masuk dan meneliti kemungkinan Goa Lawa menjadi tempat doa. Pada awalnya, Romo Ignatius Slamet Riyanto, hanya ingin menjadikan tempat yang awalnya “dianggap keramat” oleh penduduk sekitar, menjadi tempat yang nyaman bagi umat sekitarnya untuk berdoa. Namun rupanya ada banyak orang yang tahu dari mulut ke mulut (Jawa: gethok tular) tentang keberadaan tempat ziarah ini, sehingga makin lama semakin banyak peziarah yang datang dari Bandung, Surabaya, Lampung, Jakarta, Semarang, dan kota-kota besar lainnya, bahkan berdasarkan data dari buku tamu yang disediakan beberapa kali ada peziarah dari luar negeri (Belanda, Perancis dan Australia) yang datang ke sana.
Pembangunan yang diprakarsai oleh tokoh-tokoh umat dan didukung keinginan umat untuk memiliki tempat berdoa di tempat terbuka dan memiliki sumber air, begitu besar, sehingga membuat hibah tanah dan Goa Lawa menjadi suatu pilihan yang menarik untuk ditindaklanjuti. Langkah yang diambil pihak Gereja adalah dengan dibangunnya goa tersebut menjadi suatu tempat berdoa yang diinginkan umat. Sejak saat itu, tanah di sekitar Goa Lawa dibersihkan, yang pada awalnya hanyalah sebuah lubang/goa kecil, tanah yang berada di sekitarnya digali, hingga akhirnya lubang di sekitar goa bisa menjadi seperti saat ini. Batu besar ( + 8m2) dan tanah yang menutup lubang goa perlahan-lahan dibongkar dan dibersihkan.
Pengerjaan Goa tidak menggunakan alat-alat berat/modern. Di sinilah mukjizat itu terjadi. Selama hampir satu tahun, umat Katolik dan warga sekitar Goa Lawa bekerja bersama, menggali tanah, mengangkat, membersihkan dan membuat Goa menjadi seperti saat ini. Semua dilakukan dengan penuh semangat, kerjasama dan pelayanan. Nama Goa Lawa ingin dipertahankan oleh umat, agar menjadi prasasti bagi tempat peziarahan umat Katolik. Akhirnya, Goa Lawa diberi nama baru:
Lawangsih dapat diartikan demikian. Kata Lawang dalam Bahasa Jawa mengandung arti pintu, gapura atau gerbang. Kata sih (asih) artinya kasih sayang, cinta, berkat, rahmat. Secara rohani, Lawangsih menunjuk makna Bunda Maria sebagai gerbang surga, pintu berkat. Dalam keyakinan kita, Bunda Maria adalah perantara kita kepada Yesus (per Maria ad Jesum), Putranya yang telah menebus dosa manusia dan membawa pada kehidupan kekal.
Perarakan “Mboyong Sang Ibu” diikuti oleh 700an umat Stasi SPM Fatima Pelemdukuh dan sekitarnya. Ekaristi yang dilakukan pada tanggal 01 Oktober 2009 diawali dari Gereja (yang berjarak 500 m), dengan mengarak patung Bunda Maria menuju Goa Maria Lawangsih. Semua umat mengarak Bunda Maria dengan penuh keheningan (wening ing bathin), berdoa di dalam batin mohon karunia Roh Kudus agar memberkati umat dalam peziarahan di dunia ini. Umat juga berdoa agar tempat peziarahan Goa Maria Lawangsih menjadi tempat mereka menimba kekuatan iman, agar mampu menghadapi tantangan kehidupan ini. Ekaristi dengan menggunakan Bahasa Jawa dan iringan gamelan menambah aura rohani merebak di Goa Maria Lawangsih. Pukul 16. 00 WIB, Bunda Maria diberkati dan ditahtakan. Banyak umat meneteskan air mata, tatkala Sang Ibu, dengan penuh senyum mengundang umat untuk berdoa dengan perantaraannya.
Seusai Ekaristi, umat berhamburan berdoa di hadapan Bunda Maria dan berebut masuk ke dalam Goa Lawangsih, dimana kemahabesaran Allah sungguh nyata. Sebuah karya nan indah dari Sang Arsitek membuat umat terpana. Karya Tuhan sungguh mahaindah. Sebuah goa yang penuh dengan stalagtit dan stalagmit dengan gemercik air yang keluar dari sumber air di dalam
Akhirnya, saat ini umat Paroki SPM Tak Bernoda Nanggulan sudah memiliki Goa Maria Lawangsih sebagai rangkaian dari Goa Maria Pengiloning Leres yang sudah ada.
CIKAL BAKAL
Goa Maria Lawangsih merupakan langkah peziarahan iman umat Stasi SPM Fatima Pelemdukuh, yang selama ini berdoa kepada Bunda Maria di Goa Maria Pengiloning Leres (Cermin Kebijaksanaan), sebuah Goa Maria di atas Kapel Stasi SPM Fatima Pelemdukuh. Goa Pengiloning Leres adalah cikal bakal Goa Maria Lawangsih, merupakan goa alam, namun hanya kecil. Letak Goa Pengiloning Leres yang berada di atas Kapel SPM Fatima Pelemdukuh, tidak terlalu jauh dari Goa Maria Lawangsih.
Di samping goa, bertahtalah Patung Kristus Raja yang memberkati yang tingginya 3 meter. Di belakang goa terdapat ruang doa yang cukup luas, bersih, dan teduh.
Mengingat tempatnya yang jauh dan terpencil dari
Arsitektur yang digunakan oleh Kapel menarik sekali. Penataan batu-batu alami di sisi barat Kapel menambah keasrianya. Pemertahanan bentuk alami batu kapur tanpa tembok ini adalah sesuai dengan anjuran Romo YB. Mangunwijaya yang merupakan arsitek handal. Di belakang Altar dihiasi dengan lukisan-lukisan Gunungan Wayang yang menggambarkan Kerajaan Surga, lukisan Rusa dengan hamparan rumput yang luas menghijau juga terpampang di sebelah kiri altar, di belakang patung Bunda Maria. Di atas
Bila dilihat dari bawah, Goa Maria Pengiloning Leres ini nampak seperti bahtera. Bahtera Nabi Nuh yang pada zaman dahulu telah menyelamatkan manusia dan mahkluk-makhluk lainnya di atas bumi dari air bah. Bentuk bahtera ini kemudian semakin disempurnakan dengan adanya patung Kristus Raja Semesta Alam sebagai nahkoda bahtera tersebut. Patung ini adalah karya dari Romo A. Tri Wahyono Pr.
Sekarang, lengkap sudah penampilan bahtera tersebut, ada Tuhan Yesus sebagai nahkoda yang selalu membimbing dan memberkati semua umat Katholik di Stasi Pelem Dukuh. Tempat ini kelak menjadi Golgota dan tempat Bunda Maria Berduka Cita memangku Sang Putra yang telah wafat tersalib (pieta). Goa Maria Lawangsih menjadi awal peziarahan umat, menimba kekuatan melalui Bunda Maria, mengikuti jalan Salib Tuhan Yesus dan menuju pada Golgota. Di
INFRASTUKTUR
Kekhasan Goa Maria Lawangsih yakni eksotisme goa alamnya.
Goa Maria Lawangsih sama sekali belum tersentuh oleh pembangunan secara modern, sungguh-sungguh alami. Selain itu, goa ini dibangun oleh umat yang secara sukarela setiap hari bekerja bakti, bahu membahu, saling mendukung dengan kerja tangan mereka. Dengan senyum, canda, dan penuh semangat iman, selama hampir satu tahun umat mengolah tanah grumbul (semak belukar) menjadi tempat peziarahan Maria yang sangat indah, dengan bukit-bukit batu di sekitar goa, dengan stalagtit dan stalagmit di dalam goa, dengan gemercik air yang mengalir tiada henti, meski kemarau yang sangat panjang sekalipun.
Pemandangan alam sekitar juga sangat indah. Sejak masuk ke daerah Nanggulan dan selama perjalanan 13 km dari Nanggulan menuju Goa Maria Lawangsih, peziarah akan melihat pemandangan yang indah, perbukitan Menoreh, Gunung Merapi, dan jika melihat arah selatan akan kelihatan pemandangan Pantai Laut Selatan di kejauhan. Pada malam hari, peziarah akan melihat pemandangan
Sejauh mata memandang, kita akan menyaksikan rindangnya pohon dan hamparan sawah yang menghijau. Sesekali kicau burung yang bernyanyi memanjatkan syukur kepada Sang Pencipta juga terdengar. Di bawah goa, terdapat sungai yang mengalir membelah dusun. Jauh dari kesan sungai di
Di belakang Patung Bunda Maria, terdapat lorong goa yang sangat panjang, dalam dan indah dengan stalagtit dan stalagmit yang mempesona, di dalamnya juga terdapat sumber air yang mengalir tiada henti, jernih dan sejuk, yang selama ini menjadi sumber penghidupan masyarakat sekitar goa Maria. Kelak air ini akan ditampung dan dijadikan tempat “menimba air kehidupan” dan untuk kebutuhan sehari-hari. Sungguh ajaib, Bunda Maria juga memberikan berkatNya. Di depan Bunda Maria, terdapat goa yang cukup lebar, memanjang sampai pada kedalaman yang tak terhingga. Namun sayang, 300 meter setelah pintu goa, sudah menyempit, meski di dalam
Fasilitas untuk peziarah secara umum sudah tersedia meskipun dalam nuansa kesederhanaan. MCK Kamar mandi, WC/toilet, sudah tersedia dengan air yang melimpah. Air jernih dari bawah Bunda Maria dialirkan menuju sebuah bak penyaring yang nantinya menjadi air yang bisa dipakai peziarah untuk dibawa pulang atau untuk diminum langsung. Air ini juga dialirkan ke kamar mandi di bawahnya, sehingga air di kamar mandi/WC sangat jernih dan layak untuk para peziarah. Jalan menuju Goa Maria Lawangsih juga sudah layak untuk menjadi jalan bagi kendaraan peziarah. Pada bulan Nopember 2010, jalan yang melingkar di sekitar Goa Maria Lawangsih sudah diaspal oleh warga di Purwosari.
Perjalanan menuju Goa Maria Lawangsih dapat di tempuh dengan mengendarai sepeda motor, minibus, atau mobil pribadi. Sampai sekarang, bus besar masih sulit untuk menjangkau Goa Maria Lawangsih, karena adanya beberapa tikungan kecil. Apabila menggunakan bus besar/pariwisata, peziarah dapat transit di Gereja Katolik Santa Perawan Maria Tak Bernoda, Karang, Nanggulan, Kulon Progo,
Tulisan ini dibuat dan dirumuskan oleh Panitia Pembangunan dan Pengelola Goa Maria Lawangsih dari tulisan Rm. Ignatius Slamet Riyanto, Pr
Info lebih lanjut dapat dibuka di: guamarialawangsihnanggulan.blogspot.com, atau facebook:guamarialawangsih.nanggulan@gmail.com).
NB. Contact Person: Rm. Ignatius Slamet Riyanto, Pr. Pastoran SPM Tak Bernoda Nanggulan
Karang, Jatisarono, Nanggulan, Kulon Progo,
Berita dan Info
PENGANTAR
Suatu ketika ada peziarah yang bertanya kepada saya; “Romo, Gua Maria Lawangsih, begitu indah, eksotik, mempesona, dan penuh nuansa sakral yang membawa saya dalam kedamaian iman. Sungguh saya sangat tersentuh dengan Gua Maria Lawangsih. Sebenarnya siapa arsitek dan perancang Gua Maria Lawangsih ini Romo?” Saya terdiam, dan setelah mengambil nafas dalam-dalam, saya ter senyum mengatakan; “Tuhan sendirilah Sang Arsitek, Sang Perancangnya….”
DEMOGRAFI
Gua Maria Lawangsih terletak di Perbukitan Menoreh, perbukitan yang memanjang, membujur di perbatasan Jawa Tengah dan DIY, (Kabupaten Purworejo dan Kulon Progo). Di tengah perbukitan Menoreh, bertahtalah Bunda Maria Lawangsih (Indonesia: Pintu Berkat/Rahmat). Gua Maria Lawangsih berada di dusun Patihombo, Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo. Secara gerejawi, masuk wilayah Stasi Santa Perawan Maria Fatima Pelemdukuh, Paroki Santa Perawan Maria Nanggulan, Kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta, Keuskupan Agung Semarang.
SEJARAH
Gua Maria Lawangsih adalah Gua Maria yang pada awalnya adalah sebuah gua Lawa (Gua yang penuh dengan Kelelawar), yang memang diyakini sudah diketahui oleh penduduk sekitar sebagai tempat petani mencari pupuk dari kotoran Kelelawar. Tidak diketahui secara pasti, kapan Gua Lawa ini dimasuki oleh penduduk.
Awalnya, Gua Lawa hanyalah tanah grumbul (semak belukar) yang memiliki lubang kecil di pintu gua (+1 m2), namun lorong-lorongnya bisa dimasuki oleh manusia untuk mencari kotoran Kelelawar sampai kedalaman yang tidak terhingga. Namun karena faktor tidak adanya penerangan dan suasana dalam gua yang pengap, maka tidak banyak penduduk yang bisa masuk ke dalam gua.
Baru pada bulan Juli 2008, Gua Lawa yang semula milik keluarga T. Supino (Ketua Stasi SPM Fatima Pelemdukuh), telah dihibahkan kepada Gereja. Sejak saat itu, tanah di sekitar Gua Lawa dibersihkan. Awalnya hanya sebuah lubang/gua kecil, tanah yang berada di sekitarnya digali, hingga akhirnya lubang di sekitar gua bisa menjadi seperti saat ini.
Gua Lawa sebelum dibuka
Pengerjaan gua tidak menggunakan alat-alat berat/modern. Di sinilah mukjizat itu terjadi. Selama hampir satu tahun, umat Katolik dan warga sekitar Gua Lawa bekerja bersama, menggali tanah, mengangkat, membersihkan dan membuat gua menjadi seperti saat ini. Semua dilakukan dengan penuh semangat, kerjasama dan pelayanan. Nama Gua Lawa ingin dipertahankan oleh umat, agar menjadi prasasti bagi tempat peziarahan umat Katolik. Akhirnya, Gua Lawa diberi nama baru: GUA MARIA LAWANGSIH.
Pada bulan Mei 2009, untuk pertama kalinya Gua Lawa ini dipakai menjadi tempat Ekaristi penutupan Bulan Maria, namun dengan memakai tempat dan peralatan seadanya. Barulah pada tanggal 01 Oktober 2009, tempat peziarahan ini dibuka untuk umum. Patung Bunda Maria yang merupakan bantuan dari donatur, ditahtakan di dalam gua. Sebelum Patung Bunda Maria diboyong dan ditahtakan di Gua Maria Lawangsih, selama 3 hari, setiap malam umat “tirakat” dan berdoa Novena serta banyak umat yang “lek-lek-an” (laku prihatin) di Gua Maria Lawangsih untuk memohon karunia Roh Kudus agar menjadikan Gua Maria Lawangsih menjadi tempat bagi semua orang yang datang ke sana, mendapatkan berkat, memperoleh kekuatan rohani dan semakin dekat dengan Yesus melalui Maria. (Per Mariam Ad Jesum. Melalui Maria sampai pada Yesus). Saya pun selama 3 malam berturut-turut juga ikut bergabung dan berdoa bersama umat, tirakat sampai pagi di Gua Maria Lawangsih.
Perarakan “Mboyong Sang Ibu” diikuti oleh 700an umat Stasi SPM Fatima Pelemdukuh dan sekitarnya. Ekaristi yang dilakukan pada tanggal 01 Oktober 2009 diawali dari Gereja (yang berjarak 500 m), dengan mengarak patung Bunda Maria menuju Gua Maria Lawangsih. Semua umat mengarak Bunda Maria dengan penuh keheningan, berdoa di dalam batin mohon karunia Roh Kudus agar memberkati umat dalam peziarahan di dunia ini. Umat juga berdoa agar tempat peziarahan Gua Maria Lawangsih menjadi tempat mereka menimba kekuatan iman, agar mampu menghadapi tantangan kehidupan ini. Ekaristi dengan menggunakan Bahasa Jawa dan iringan gamelan menambah aura rohani merebak di Gua Maria Lawangsih. Pukul 16. 00 WIB, Bunda Maria diberkati dan ditahtakan. Banyak umat meneteskan air mata, tatkala Sang Ibu, dengan penuh senyum mengundang umat untuk berdoa dengan perantaraannya.
Seusai Ekaristi, umat berhamburan berdoa di hadapan Bunda Maria dan berebut masuk ke dalam Gua Lawangsih, dimana kemahabesaran Allah sungguh nyata. Sebuah karya nan indah dari Sang Arsitek membuat umat terpana. Karya Tuhan sungguh mahaindah. Sebuah gua yang penuh dengan stalagtit dan stalagmit dengan gemercik air yang keluar dari sumber air di dalam Gua. Di sebelah kanan Bunda Maria Lawangsih, ada gua yang cukup luas, memanjang sampai kedalaman yang tak terhingga, penuh dengan suasana sakral. Di belakang Bunda Maria Lawangsih, terdapat gua yang lebih indah dengan sumber air di dalamnya. Sayang, gua ini agak sempit di luarnya, namun semakin ke dalam semakin luas dan penuh dengan pemandangan yang eksotik.
Akhirnya, saat ini umat Paroki SPM Tak Bernoda Nanggulan sudah memiliki Gua Maria Lawangsih sebagai rangkaian dari Gua Maria Pengiloning Leres yang sudah ada. Gua Maria Lawangsih merupakan langkah peziarahan iman umat Stasi SPM Fatima Pelemdukuh, yang selama ini berdoa kepada Bunda Maria di Gua Maria Pengiloning Leres (Cermin Kebijaksanaan), sebuah gua Maria di atas Kapel Stasi SPM Fatima Pelemdukuh. Gua Pengiloning Leres juga merupakan gua alam, namun hanya kecil. Di samping gua, bertahtalah Patung Kristus Raja yang memberkati. Di belakang gua terdapat ruang doa yang cukup luas, bersih, dan teduh. Gua ini berada lebih tinggi daripada Kapel Stasi SPM Fatima. Legenda yang berkembang mengatakan bahwa tanah ini adalah (Jawa: gedogan) kandang Kuda Sembrani. Banyak orang mengalami bahwa hampir setiap Malam Jumat Kliwon atau Selasa Kliwon mendengar suara gaduh, (Jawa: pating gedobrak). Mereka mengatakan bahwa Kuda Sembrani sedang datang minum di gua tersebut. Tempat ini kelak menjadi Golgota dan tempat Bunda Maria Berduka Cita memangku Sang Putra yang telah wafat tersalib (pieta).
Gua Maria Lawangsih menjadi awal peziarahan umat, menimba kekuatan melalui Bunda Maria, mengikuti jalan Salib Tuhan Yesus dan menuju pada Golgota. Di sana Kristus Raja telah menanti dengan berkatNya yang melimpah.
ARTI KATA LAWANGSIH
Kata Lawang dalam Bahasa Jawa mengandung arti pintu, gapura atau gerbang. Kata sih (asih) artinya kasih sayang, cinta, berkat, rahmat. Secara rohani, Lawangsih menunjuk makna Bunda Maria sebagai gerbang surga, pintu berkat. Dalam keyakinan kita, Bunda Maria adalah perantara kita kepada Yesus, Putranya yang telah menebus dosa manusia dan membawa pada kehidupan kekal.
INFRASTUKTUR
Kekhasan Gua Maria Lawangsih yakni eksotisme gua alamnya. Gua ini sungguh merupakan gua alam kedua di Keuskupan Agung Semarang setelah Gua Maria Tritis Wonosari, Gunungkidul. Gua Lawangsih juga menambah khasanah dan perbendaharaan tempat peziarahan yang ada di Indonesia umumnya dan Keuskupan Agung Semarang khususnya (http://www.wikipedia.com).
Gua Maria Lawangsih sama sekali belum tersentuh oleh pembangunan secara modern, sungguh-sungguh alami. Selain itu, Gua ini dibangun oleh umat yang secara sukarela setiap hari bekerja bakti, bahu membahu, saling mendukung dengan kerja tangan mereka. Dengan senyum, canda, dan penuh semangat iman, selama hampir 1 tahun umat mengolah tanah grumbul menjadi tempat peziarahan Maria yang sangat indah, dengan bukit-bukit batu di sekitar gua, dengan stalagtit dan stalagmit di dalam gua, dengan gemercik air yang mengalir tiada henti, meski kemarau yang sangat panjang sekalipun.
Pemandangan alam sekitar juga sangat indah. Sejak masuk ke daerah Nanggulan dan selama perjalanan 12 km dari Nanggulan menuju Gua Maria Lawangsih, peziarah akan melihat pemandangan yang indah, perbukitan menorah, gunung Merapi, dan jika melihat arah selatan akan kelihatan pemandangan Pantai Laut Selatan di kejauhan. Pada malam hari, peziarah akan melihat pemandangan kota Jogjakarta dengan lampu-lampu yang menambah suasana indah di malam hari. Di sekitar lokasi Gua Maria, juga banyak pemandangan indah, banyak pohon-pohon rindang yang semakin menambah asri tempat Bunda Maria bersemayam, menanti umat berdoa dengan perantaraanNya.
Perjalanan menuju Gua Maria Lawangsih dapat di tempuh dengan mengendarai sepeda motor, minibus, atau mobil pribadi. Sampai sekarang,bus besar masih sulit untuk menjangkau Gua Maria Lawangsih, karena adanya beberapa tikungan kecil. Apabila menggunakan bus besar/pariwisata, peziarah dapat transit di Gereja Katolik Santa Perawan Maria Tak Bernoda, Karang, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta. Apabila menggunakan bus umum, peziarahan dapat naik bus umum baik dari kota Jogja, Wates, Muntilan dengan mengambil jurusan Nanggulan. Turun di perempatan Kenteng, naik ojek 15 menit sudah sampai lokasi (pintu gerbang peziarahan Gua Maria Lawangsih). Apabila peziareah datang menggunakan mobil, dari arah manapun, menuju Nanggulan. Di perempatan Kenteng ke arah Barat 12 km, dengan jalan hotmix (8 km) dan dilanjutkan jalan desa (aspal) 4 km. Minibus dan mobil pribadi bisa mencapai Gua Maria Lawangsih 15-30 menit, dan bisa diparkir di sekitar Gua. Peziarah cukup berjalan 50-100 meter dari tempat parkir.
Di belakang Patung Bunda Maria, terdapat lorong gua yang sangat panjang, dalam dan indah dengan stalagtit dan stalagmit yang mempesona, di dalamnya juga terdapat sumber air yang mengalir tiada henti, jernih dan sejuk, yang selama ini menjadi sumber penghidupan masyarakat sekitar gua Maria. Kelak air ini akan ditampung dan dijadikan tempat “menimba air kehidupan” dan untuk kebutuhan sehari-hari. Sungguh ajaib, Bunda Maria juga memberikan berkatNya. Di depan Bunda Maria, terdapat gua yang cukup lebar, memanjang sampai pada kedalaman yang tak terhingga. Namun sayang, 300 meter setelah pintu gua, sudah menyempit, meski di dalam sana terdapat tempat yang luas dan pemandangan yang sangat indah.
Fasilitas untuk peziarah secara umum sudah tersedia meskipun dalam nuansa kesederhanaan. MCK Kamar mandi, WC/toilet, sudah tersedia dengan air yang melimpah. Air jernih dari bawah Bunda Maria dialirkan menuju sebuah bak penyaring yang nantinya menjadi air yang bisa dipakai peziarah untuk dibawa pulang atau untuk diminum langsung. Air ini juga dialirkan ke kamar mandi di bawahnya, sehingga air di kamar mandi/WC sangat jernih dan layak untuk parea peziarah.Jalan menuju Gua Maria Lawangsih juga sudah layak untuk menjadi jalan bagi kendaraan peziarah. Pada bulan Nopember ini, jalan yang melingkar di sekitar Gua Maria Lawangsih sudah diaspal oleh warga di Purwosari.
Foto-foto lain :
Lorong Gua
Altar untuk Ekaristi
Alamat
Gua Maria Lawangsih
Dusun Patihombo, Desa Purwosari, Kec. Girimulyo, Kulon Progo
Kontak Person:
Romo Ign. Slamet Riyanto, Pr
Pastoran SPM Tak Bernoda Nanggulan
Karang, Jatisarono, Nanggulan, Kulon Progo
Phone: 0857 4371 7676
Anda ingin berpartisipasi
dalam pembangunan Gua Maria Lawangsih?
Doa dan partisipasi Anda akan membuat semakin banyak umat mengenal Allah, dekat dengan Allah melalui Maria.
Berkah Dalem
Gusti tansah amberkahi
Slide Galeri Foto Gua Maria Lawangsih


Proficiat buat umat stasi di SPM Fatimah pelemdukuh. Dengan adanya Maria di lawangsih semakin banyak jiwa jiwa yang dekat dengan Nya.
Posted on 4 Februari 2010 pukul 21.04
Proficiat dengan kehadiran tempat ziarah baru di Pelemdukuh Nanggulan. Semoga sesuai dengan tujuannya, Gua Maria Lawangsih menjadi sarana umat agar dapat diantar oleh Maria semakin dekat dengan Yesus. Per Mariam Ad Iesum. Saya tawarkan suatu Retret Agung Per Mariam Ad Iesum, yang bisa click pada http://pujasumarta.multiply.com/journal/item/172. Syukur kepada Tuhan. Salam, doa 'n Berkah Dalem, + Johannes Pujasumarta
Posted on 26 Februari 2010 pukul 19.15
Profisiat dengan kehadiran tempat ziarah-tempat ziarah baru terutama di Palem dukuh nanggulan yang demikian indah dan alami menjadi sarana umat Katolik untuk lebih mendekatkan diri pada sang Pencipta
Posted on 27 Februari 2010 pukul 06.10
Prifisiat atas kehadiran BundaMaria Lawangsih Pelemdukuh. semoga rahmatNya melimpah bagi kita semua melalui Bunda Maria...Gua indah dan asli..
Posted on 27 Februari 2010 pukul 10.26
Congratulations ! It's great ! Very beautiful "Grotto".
Posted on 28 Februari 2010 pukul 22.47
PROFICIAT...
Lukas 1:48b
“Sesungguhnya, mulai dari sekarang
segala keturunan akan menyebut aku berbahagia”
1 Tesalonika 5: 19-21
“Janganlah padamkan Roh, dan jangan anggap rendah nubuat-nubuat. Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik"
Posted on 5 Maret 2010 pukul 13.29
aku juga senang dengan aneka komentar itu
Posted on 28 Maret 2010 pukul 20.56
Bagus banget, aku suka banget ziarah2 ke tempat suci gitu...
Posted on 31 Maret 2010 pukul 00.06
ya ALLAH, kapan ya aku bisa kembali ziarah2 ke gua maria yg ada di jateng dan jogya, kangen bgt, tp msh sibuk dgn urusan anak yg kecil2. kiranya kesempatan itu akan datang ya Tuhan, hingga aku, suami dan anak2 kami bisa ikut bersama ziarah ke sana. amen.
Posted on 6 April 2010 pukul 20.12
kelik,
Lukas 1:48b
“Sesungguhnya, mulai dari sekarang
segala keturunan akan menyebut aku berbahagia”
segeralah datang ke 'LAWANGSIH (gerbang cinta kasih)' karena di situ anda akan mengalami dan berproses serta mengagumi segala keagungan ciptaan Tuhan. Walaupun Anda berbeban berat, banyak masalah,krisis dalam keluarga Anda pasti akan disambut masyarakat Pelem Dukuh dengan Ramah seperti Tuhan Yesus disambut di Yerusalem sebagai Raja. Dan Anda akan layak disebut 'Bahagia'
Posted on 7 April 2010 pukul 08.46
jl. dari perempatan Kenteng ke barat jlnnya menanjang apa tidak,kal menanjak kira berapa derajat ya dan jlnnya juga ber-belok2 sprt jl ke tawangmangu sala?
Posted on 16 September 2010 pukul 21.51
bagus indah paguyuban Bintoro semarang akan ziarah ke gua maria lawangsih, tgl 23 juni semoga Tuhan Yesus mengabulkan doa kami,dan dpt membagi kpd orang lain.TRuhan memberkati
Posted on 18 Mei 2013 pukul 07.02
Harrah's Cherokee Casino & Hotel - Mapyro
› harrahs-cherokee-casino-and › harrahs-cherokee-casino-and 안동 출장안마 Harrah's Cherokee 김천 출장마사지 Casino & Hotel. 아산 출장샵 777 Casino Drive, Cherokee, NC 28719. Directions. Rating: 청주 출장샵 2.8 부산광역 출장마사지 81 reviews Price range: $$
Posted on 5 Maret 2022 pukul 05.46
Posting Komentar