Gua Maria Lawangsih terletak di Perbukitan Menoreh, perbukitan yang memanjang, membujur di perbatasan Jawa Tengah dan DIY, (Kabupaten Purworejo dan Kulon Progo). Di tengah perbukitan Menoreh, bertahtalah Bunda Maria Lawangsih (Indonesia: Pintu Berkat/Rahmat). Gua Maria Lawangsih berada di dusun Patihombo, Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo. Secara gerejawi, masuk wilayah Stasi Santa Perawan Maria Fatima Pelemdukuh, Paroki Santa Perawan Maria Nanggulan, Kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta, Keuskupan Agung Semarang. Kontak Person: Romo Ign. Slamet Riyanto, Pr Pastoran SPM Tak Bernoda Nanggulan Karang, Jatisarono, Nanggulan, Kulon Progo Phone: 0857 4371 7676 Anda ingin berpartisipasi dalam pembangunan Gua Maria Lawangsih? Doa dan partisipasi Anda akan membuat semakin banyak umat mengenal Allah, dekat dengan Allah melalui Maria. Berkah Dalem Gusti tansah amberkahi

Berita dan Info

Peziarahan Uskup Bandung “Sowan” Sang Ibu Maria Lawangsih (1)

Diposting oleh "Eksotisme Gua Alam" Selasa, 09 Maret 2010

(Lawangsih) Berkat itu tercurahkan kembali. Selasa pagi, 09 Maret 2010, pukul 09. 00 WIB, Mgr. J. Pujasumarta, Uskup Keuskupan Bandung, dengan ditemani Mas Kris (sopir Mgr. Pujo) datang berziarah “sowan” (Indonesia : menghadap) Bunda Maria Lawangsih.






Sungguh peristiwa yang membuat hati saya dan umat Stasi SPM Tak Bernoda Pelemdukuh terhenyak, heran, tak percaya peristiwa ini terjadi. Uskup Bandung, yang dulu adalah Vikaris Jendral (Vikjen) Keuskupan Agung Semarang, “rawuh” (Indonesia : datang) dan sowan pada Bunda Maria. Mgr. Pujasumarta, dari Bandung secara khusus ingin “sowan” pada Bunda Maria Lawangsih di Stasi SPM Fatima Pelemdukuh setelah membaca blog ini, ingin membuktikan langsung keberadaan tempat doa “Goa Maria Alam” yang baru di Keuskupan Agung Semarang.

Kisah ini bagi saya sungguh membuat bahagia, termotivasi, bangga, namun juga amat sangat malu. Mengapa? Kisahnya demikian; Senin malam (09/03/2010) saya menerima SMS dari nomor Handphone yang belum saya kenal. Isi pesan singkat tersebut: “ Romo, selamat petang. Besok pagi saya akan datang ke Goa Lawangsih Nanggulan. Mohon informasi rute perjalanan ke sana. Makasih.” Sebagaimana saya menanggapi SMS para peziarah yang akan datang ke Goa Maria Lawangsih, saya membalasnya secara informatif, to the point: “Anda darimana, naik apa, berapa orang?”. Kemudian ada SMS balasan : “Saya dari Bandung, naik mobil, saya berdua saja Romo.” Saya membalasnya: “Jalur perjalanan Anda darimana?. SMS masuk lagi: “Besok pagi saya sampai di Muntilan”. Saya membalas: “Oke. Terimakasih perhatiannya, besok saya juga akan rapat di Stasi, bisa berangkat bersama-sama saya. Saya tunggu.”. SMS masuk : “Ok Romo, terimakasih kalo Romo berkenan mengantarkan kami.

Malam sampai pagi, tidak terjadi apa-apa. Semua berjalan biasa. Namun, tiba-tiba Selasa pagi pukul 09. 00 WIB, masuklah mobil Ford hitam plat nomor D 167 KB meluncur pelan-pelan menuju parkiran di depan Pastoran Nanggulan. Saya mulai curiga, kok yang ada di sana kayaknya saya sangat kenal. Dari kejauhan, saya melihat sosok tinggi, besar, berwibawa, dan (mohon maaf Mgr.) berambut putih – botak, turun dari Ford hitam itu. Matilah saya. Mgr. Pujasumarto, Uskup Bandung, yang datang. “Oalaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhh, jebul Mgr. to yang SMS saya?”. Itulah kata-kata di balik mulut saya yang tertutup rapat bingung mau omong apa. Saya langsung mencium tangannya,mohon berkat (sebenarnya juga sambil menyembunyikan rasa malu saya. Hehehehe…). Lha gimana gak malu? Dulu, beliau adalah Rektor saya di Tahun Orientasi Rohani (TOR 1997 di Semarang), dan Rektor Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan. Waduh-waduh…. Mau saya taruh mana muka ini.

MGR. PUJA DI PASTORAN NANGGULAN
Rasa malu yang berlebihan, tidak baik untuk kesehatan”. Itu pepatah yang saya ciptakan pada saat berjumpa Bapak Uskup Bandung. Bapak Uskup rupanya mengerti rasa “malu” saya. Syukur, Bapak Uskup sangat professional mencairkan suasana. Setelah beberapa waktu, Bapak Uskup ngobrol bersama saya, Rm. Sapta Margana, Pr, dan juga bersama karyawan-karyawan pastoran. Wah…. Anugerah tenan. Uskup Bandung, mampir Nanggulan. Elokkk, elokkkk.




EKSPEDISI KE GOA MARIA LAWANGSIH
Perjalanan ziarah bersama Mgr. Puja menuju Goa Lawangsih dimulai. Sejak di perempatan Kenteng (Ngemplak), Mgr. Puja sudah menyiapkan senjata andalan yang tak pernah ketinggalan: kamera digitalnya. Siap jepret sana-sini. Decak kagum berulangkali diungkapkan. Perbukitan menorah yang hijau, sejuk dengan hamparan padi di sekeliling jalan, hamparan pohon jati di perbukitan, diselingi tebing-tebing yang sangat eksotis. Beberapa kali Mas Kris harus mengendarai Ford nya pelan-pelan. Mgr. Puja beberapa kali membuka jendela mobil, melongok keluar dan mengabadikan “peziarahan” ke goa Lawangsih. Keindahan itu semakin bertambah tatkala mobil melewati perbukitan di daerah Bibis. Pemandangan alam kota Jogja terlihat nun jauh di sana. Pemandangan alam yang amat sangat eksotis menambah semangat perjalanan. Di kejauhan, Nampak pantai laut selatan yang semakin menampakkan keagungan Sang Pencipta.


MGR. PUJA MENGHADAP BUNDA MARIA LAWANGSIH
Wooooow….. sungguh eksotik”. Itu komentar awal Mgr. Puja begitu melihat pemandangan alam di sekitar Goa Maria, sesaat setelah mobil berhenti dan parkir di samping toilet di bawah goa. Begitu naik ke lokasi goa yang jaraknya hanya 20 m dari parkiran,Mgr. Puja langsung action for foto- session, bergaya di bawah papan nama Panti Doa Goa Maria Lawangsih, dan mengajak bapak-bapak yang sedang bekerja bakti untuk berfoto bersama. Pelan-pelan sembari menikmati perjalanan di tangga menuju goa, senyumnya yang khas mengembang. Semakin mengagumi Sang Pencipta.



Di pelataran goa, Mgr. Puja sudah disambut bapak-bapak yang bekerja bakti membuat rumah untuk altar dan tempat transit peziarah. Mgr. Puja kemudian berkeliling kesana kemari mengabadikan semua peristiwa dan keindahan alam di Goa Maria Lawangsih. Setelah itu, Mgr. berdoa di depan Bunda Maria Lawangsih, dan berfoto bersama Bunda Maria dengan begitu “mersra”, menandakan kedalaman rohani dan devosi Mgr. Puja kepada Bunda Maria. Mgr. juga masuk ke dalam goa, lorong-lorong di dalam goa.



Setelah puas di goa Maria Lawangsih, Mgr. Puja menyempatkan diri untuk datang ke rumah “juru Kunci”/koster Goa Maria Lawangsih (Bapak Sukarjo) untuk menikmati hidangan snack dan makan siang yang telah ada. Di sini Mgr. Puja menyempatkan menengok kandang Kambing Ettawa yang dimiliki oleh Bapak Sukarjo, yang juga merupakan andalan warga Stasi Pelemdukuh.



GOA MARIA PENGILONING LERES
Goa Pengiloning Leres adalah cikal bakal Goa Maria Lawangsih, dan Mgr. Puja ingin berkunjung ke Goa Pengiloning Leres yang jaraknya berkisar 500m dari Goa Maria Lawangsih. Goa Pengiloning Leres berada di atas Kapel SPM Fatima Pelemdukuh. Di sana Mgr. Puja menikmati indahnya suasana rohani yang eksotis, pemandangan alam kota Jogja di bawah sana, dan juga patung Kristus Raja yang bertahta di atas Goa Pengiloning Leres.

10 komentar
  1. Bagus n alami.
    Mohon alamat yg jelas dan brp km dari Yogja. Saya ingin sekali berkunjung ke goa Lawangsih ini. Terimakasih

    Posted on 31 Maret 2010 pukul 01.03

     
  2. Anonim Said,

    Berawal doa mohon slamet (selamat) di Gua Jatiningsih, ternyata ketemu Slamet-Rama Nanggulan (Pangapunten Rama)menghunjukkan Misa. Beliau ngendika bilih wonten gua enggal. Lajeng kula padosi ngantos kesasar-sasar mboten pinanggih. 1 Sura (Des 2010, 04.30)wonten pengalaman, kula lenggah "sila" ngandhap Patung Ibu Maria, wonten suwanten sato kewan -khas sanget,merdu, kula dereng nate mireng- lan 'kecopak2' kdos ulam ageng ( 3meter wingking Patung Ibu Maria) uga lawa setunggal/kalih mlebet gua.(batin kula:iki suara apa? rada kamithotholen he...Estu, menika asri sumusup jroning rasa, saged nyawiji kaliyan alam ingkang endah rumesep ing manah, wonten swarga. Nuwuhaken ayem. Pisungsung syukur, Ibu...Ibu Maria. Ngapunten, Matur nuwun Rama Slamet, Berkah Dalem...

    Posted on 31 Maret 2010 pukul 13.45

     
  3. Anonim Said,

    Salah ketik.Pangapunten. 1 Sura (Des 2009, 04.30)pagi.nuwun . Kimman

    Posted on 31 Maret 2010 pukul 13.51

     
  4. Anonim Said,

    Rama Slamet Ytk., terimakasih atas cerita kunjungan kita ke Gua Maria Lawangsih. Ssya juga bercerita tentang itu. Silakan clik: http://pujasumarta.multiply.com/journal/item/179. Salam, doa 'n Berkah Dalem, + J. Pujasumarta

    Posted on 9 April 2010 pukul 09.12

     
  5. Semoga tidak hanya sarananya yg bagus tapi pembinaan iman umatnya juga harus diperhatikan, sering-seringlah Romo Paroki turba ke keluarga umatnya ajak bicara dan dengarkan kesulitan dan keluhan umatnya.

    Posted on 4 Mei 2010 pukul 13.08

     
  6. csrtbsm Said,

    A.Surowo Haryono
    Sesuai dengan nama "Lawang=pintu sih=cinta/kasih" ke depan-nya benar2 mampu menjadi jalan masuk kasih bagi semua orang siapa saja tanpa terkecuali, Kunjungan Mgr.Puja mengawali perjumpaan kasih tersebut dengan Bunda suci maupun seluruh umat katholik, demikian menurut saya arti pentingnya sebuah pintu menuju kasih sejati.

    Posted on 10 Juni 2010 pukul 21.28

     
  7. Anonim Said,

    Bulan Juni 2010 kemarin saya berdelapan orang berkunjung ke Bunda Maria di Lawangsih. Memang sungguh meresap sebagai tempat doa. Ditambah lagi info rute dari perempatan Kenteng sampai ke lokasi sangat jelas dan akurat (spedometer) shg mudah untuk menuju ke sana. Beberapa teman yang mendengar hal ini kepengin juga sowan ke sana. semoga tetap terjaga keasrian n keasliannya. Berkah Dalem.

    Posted on 6 Juli 2010 pukul 22.31

     
  8. Manik Leo Said,

    Saya lihat berita ini di liputan 6. Apa yang Romo lakukan ini (untuk kesejahteraan masyarakat),membuat saya kagum. Terutama dengan peternakan kambing Ettawa.Suatu saat saya ingin berkunjung kesana(kalau Tuhan mengijinkan).

    Posted on 29 April 2011 pukul 11.48

     
  9. Route menuju GOA MARIA LAWANGSIH
    GERBANG MENOREH
    https://g.co/kgs/9fwzPq

    Posted on 21 November 2017 pukul 11.27

     
  10. Unknown Said,

    Tgl 25 januari 2020 saya ke sana dgn istri dan anak anak, lingkungan yg asri dan tenang membuat hati tentram, saya jadi ingin mengajak berombongan umat di lingkungan ke sana

    Posted on 26 Januari 2020 pukul 18.41

     

Posting Komentar