Kegiatan Terbaru di Gua Maria Lawangsih Tahun 2010 :

- Website ini masih dalam proses pengerjaan dan update, jadi ada beberapa fitur yang belum berjalan sempurna

Gua Maria Lawangsih terletak di Perbukitan Menoreh, perbukitan yang memanjang, membujur di perbatasan Jawa Tengah dan DIY, (Kabupaten Purworejo dan Kulon Progo). Di tengah perbukitan Menoreh, bertahtalah Bunda Maria Lawangsih (Indonesia: Pintu Berkat/Rahmat). Gua Maria Lawangsih berada di dusun Patihombo, Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo. Secara gerejawi, masuk wilayah Stasi Santa Perawan Maria Fatima Pelemdukuh, Paroki Santa Perawan Maria Nanggulan, Kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta, Keuskupan Agung Semarang. Kontak Person: Romo Ign. Slamet Riyanto, Pr Pastoran SPM Tak Bernoda Nanggulan Karang, Jatisarono, Nanggulan, Kulon Progo Phone: 0857 4371 7676 Anda ingin berpartisipasi dalam pembangunan Gua Maria Lawangsih? Doa dan partisipasi Anda akan membuat semakin banyak umat mengenal Allah, dekat dengan Allah melalui Maria. Berkah Dalem Gusti tansah amberkahi

Berita dan Info

Mengenal Lebih Dekat

Diposting oleh "Eksotisme Gua Alam"

Mengenal Lebih Dekat

GUA MARIA LAWANGSIH






PENGANTAR


Suatu ketika ada peziarah yang bertanya kepada saya; “Romo, Gua Maria Lawangsih, begitu indah, eksotik, mempesona, dan penuh nuansa sakral yang membawa saya dalam kedamaian iman. Sungguh saya sangat tersentuh dengan Gua Maria Lawangsih. Sebenarnya siapa arsitek dan perancang Gua Maria Lawangsih ini Romo?” Saya terdiam, dan setelah mengambil nafas dalam-dalam, saya ter senyum mengatakan; “Tuhan sendirilah Sang Arsitek, Sang Perancangnya….”


DEMOGRAFI

Gua Maria Lawangsih terletak di Perbukitan Menoreh, perbukitan yang memanjang, membujur di perbatasan Jawa Tengah dan DIY, (Kabupaten Purworejo dan Kulon Progo). Di tengah perbukitan Menoreh, bertahtalah Bunda Maria Lawangsih (Indonesia: Pintu Berkat/Rahmat). Gua Maria Lawangsih berada di dusun Patihombo, Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo. Secara gerejawi, masuk wilayah Stasi Santa Perawan Maria Fatima Pelemdukuh, Paroki Santa Perawan Maria Nanggulan, Kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta, Keuskupan Agung Semarang.


SEJARAH

Gua Maria Lawangsih adalah Gua Maria yang pada awalnya adalah sebuah gua Lawa (Gua yang penuh dengan Kelelawar), yang memang diyakini sudah diketahui oleh penduduk sekitar sebagai tempat petani mencari pupuk dari kotoran Kelelawar. Tidak diketahui secara pasti, kapan Gua Lawa ini dimasuki oleh penduduk.


Awalnya, Gua Lawa hanyalah tanah grumbul (semak belukar) yang memiliki lubang kecil di pintu gua (+1 m2), namun lorong-lorongnya bisa dimasuki oleh manusia untuk mencari kotoran Kelelawar sampai kedalaman yang tidak terhingga. Namun karena faktor tidak adanya penerangan dan suasana dalam gua yang pengap, maka tidak banyak penduduk yang bisa masuk ke dalam gua.

Baru pada bulan Juli 2008, Gua Lawa yang semula milik keluarga T. Supino (Ketua Stasi SPM Fatima Pelemdukuh), telah dihibahkan kepada Gereja. Sejak saat itu, tanah di sekitar Gua Lawa dibersihkan. Awalnya hanya sebuah lubang/gua kecil, tanah yang berada di sekitarnya digali, hingga akhirnya lubang di sekitar gua bisa menjadi seperti saat ini.

Gua Lawa sebelum dibuka

Pengerjaan gua tidak menggunakan alat-alat berat/modern. Di sinilah mukjizat itu terjadi. Selama hampir satu tahun, umat Katolik dan warga sekitar Gua Lawa bekerja bersama, menggali tanah, mengangkat, membersihkan dan membuat gua menjadi seperti saat ini. Semua dilakukan dengan penuh semangat, kerjasama dan pelayanan. Nama Gua Lawa ingin dipertahankan oleh umat, agar menjadi prasasti bagi tempat peziarahan umat Katolik. Akhirnya, Gua Lawa diberi nama baru: GUA MARIA LAWANGSIH.


Pada bulan Mei 2009, untuk pertama kalinya Gua Lawa ini dipakai menjadi tempat Ekaristi penutupan Bulan Maria, namun dengan memakai tempat dan peralatan seadanya. Barulah pada tanggal 01 Oktober 2009, tempat peziarahan ini dibuka untuk umum. Patung Bunda Maria yang merupakan bantuan dari donatur, ditahtakan di dalam gua. Sebelum Patung Bunda Maria diboyong dan ditahtakan di Gua Maria Lawangsih, selama 3 hari, setiap malam umat “tirakat” dan berdoa Novena serta banyak umat yang “lek-lek-an” (laku prihatin) di Gua Maria Lawangsih untuk memohon karunia Roh Kudus agar menjadikan Gua Maria Lawangsih menjadi tempat bagi semua orang yang datang ke sana, mendapatkan berkat, memperoleh kekuatan rohani dan semakin dekat dengan Yesus melalui Maria. (Per Mariam Ad Jesum. Melalui Maria sampai pada Yesus). Saya pun selama 3 malam berturut-turut juga ikut bergabung dan berdoa bersama umat, tirakat sampai pagi di Gua Maria Lawangsih.

Perarakan “Mboyong Sang Ibu” diikuti oleh 700an umat Stasi SPM Fatima Pelemdukuh dan sekitarnya. Ekaristi yang dilakukan pada tanggal 01 Oktober 2009 diawali dari Gereja (yang berjarak 500 m), dengan mengarak patung Bunda Maria menuju Gua Maria Lawangsih. Semua umat mengarak Bunda Maria dengan penuh keheningan, berdoa di dalam batin mohon karunia Roh Kudus agar memberkati umat dalam peziarahan di dunia ini. Umat juga berdoa agar tempat peziarahan Gua Maria Lawangsih menjadi tempat mereka menimba kekuatan iman, agar mampu menghadapi tantangan kehidupan ini. Ekaristi dengan menggunakan Bahasa Jawa dan iringan gamelan menambah aura rohani merebak di Gua Maria Lawangsih. Pukul 16. 00 WIB, Bunda Maria diberkati dan ditahtakan. Banyak umat meneteskan air mata, tatkala Sang Ibu, dengan penuh senyum mengundang umat untuk berdoa dengan perantaraannya.

Seusai Ekaristi, umat berhamburan berdoa di hadapan Bunda Maria dan berebut masuk ke dalam Gua Lawangsih, dimana kemahabesaran Allah sungguh nyata. Sebuah karya nan indah dari Sang Arsitek membuat umat terpana. Karya Tuhan sungguh mahaindah. Sebuah gua yang penuh dengan stalagtit dan stalagmit dengan gemercik air yang keluar dari sumber air di dalam Gua. Di sebelah kanan Bunda Maria Lawangsih, ada gua yang cukup luas, memanjang sampai kedalaman yang tak terhingga, penuh dengan suasana sakral. Di belakang Bunda Maria Lawangsih, terdapat gua yang lebih indah dengan sumber air di dalamnya. Sayang, gua ini agak sempit di luarnya, namun semakin ke dalam semakin luas dan penuh dengan pemandangan yang eksotik.

Akhirnya, saat ini umat Paroki SPM Tak Bernoda Nanggulan sudah memiliki Gua Maria Lawangsih sebagai rangkaian dari Gua Maria Pengiloning Leres yang sudah ada. Gua Maria Lawangsih merupakan langkah peziarahan iman umat Stasi SPM Fatima Pelemdukuh, yang selama ini berdoa kepada Bunda Maria di Gua Maria Pengiloning Leres (Cermin Kebijaksanaan), sebuah gua Maria di atas Kapel Stasi SPM Fatima Pelemdukuh. Gua Pengiloning Leres juga merupakan gua alam, namun hanya kecil. Di samping gua, bertahtalah Patung Kristus Raja yang memberkati. Di belakang gua terdapat ruang doa yang cukup luas, bersih, dan teduh. Gua ini berada lebih tinggi daripada Kapel Stasi SPM Fatima. Legenda yang berkembang mengatakan bahwa tanah ini adalah (Jawa: gedogan) kandang Kuda Sembrani. Banyak orang mengalami bahwa hampir setiap Malam Jumat Kliwon atau Selasa Kliwon mendengar suara gaduh, (Jawa: pating gedobrak). Mereka mengatakan bahwa Kuda Sembrani sedang datang minum di gua tersebut. Tempat ini kelak menjadi Golgota dan tempat Bunda Maria Berduka Cita memangku Sang Putra yang telah wafat tersalib (pieta).

Gua Maria Lawangsih menjadi awal peziarahan umat, menimba kekuatan melalui Bunda Maria, mengikuti jalan Salib Tuhan Yesus dan menuju pada Golgota. Di sana Kristus Raja telah menanti dengan berkatNya yang melimpah.



ARTI KATA LAWANGSIH

Kata Lawang dalam Bahasa Jawa mengandung arti pintu, gapura atau gerbang. Kata sih (asih) artinya kasih sayang, cinta, berkat, rahmat. Secara rohani, Lawangsih menunjuk makna Bunda Maria sebagai gerbang surga, pintu berkat. Dalam keyakinan kita, Bunda Maria adalah perantara kita kepada Yesus, Putranya yang telah menebus dosa manusia dan membawa pada kehidupan kekal.

INFRASTUKTUR

Kekhasan Gua Maria Lawangsih yakni eksotisme gua alamnya. Gua ini sungguh merupakan gua alam kedua di Keuskupan Agung Semarang setelah Gua Maria Tritis Wonosari, Gunungkidul. Gua Lawangsih juga menambah khasanah dan perbendaharaan tempat peziarahan yang ada di Indonesia umumnya dan Keuskupan Agung Semarang khususnya (http://www.wikipedia.com).

Gua Maria Lawangsih sama sekali belum tersentuh oleh pembangunan secara modern, sungguh-sungguh alami. Selain itu, Gua ini dibangun oleh umat yang secara sukarela setiap hari bekerja bakti, bahu membahu, saling mendukung dengan kerja tangan mereka. Dengan senyum, canda, dan penuh semangat iman, selama hampir 1 tahun umat mengolah tanah grumbul menjadi tempat peziarahan Maria yang sangat indah, dengan bukit-bukit batu di sekitar gua, dengan stalagtit dan stalagmit di dalam gua, dengan gemercik air yang mengalir tiada henti, meski kemarau yang sangat panjang sekalipun.


Pemandangan alam sekitar juga sangat indah. Sejak masuk ke daerah Nanggulan dan selama perjalanan 12 km dari Nanggulan menuju Gua Maria Lawangsih, peziarah akan melihat pemandangan yang indah, perbukitan menorah, gunung Merapi, dan jika melihat arah selatan akan kelihatan pemandangan Pantai Laut Selatan di kejauhan. Pada malam hari, peziarah akan melihat pemandangan kota Jogjakarta dengan lampu-lampu yang menambah suasana indah di malam hari. Di sekitar lokasi Gua Maria, juga banyak pemandangan indah, banyak pohon-pohon rindang yang semakin menambah asri tempat Bunda Maria bersemayam, menanti umat berdoa dengan perantaraanNya.


Perjalanan menuju Gua Maria Lawangsih dapat di tempuh dengan mengendarai sepeda motor, minibus, atau mobil pribadi. Sampai sekarang,bus besar masih sulit untuk menjangkau Gua Maria Lawangsih, karena adanya beberapa tikungan kecil. Apabila menggunakan bus besar/pariwisata, peziarah dapat transit di Gereja Katolik Santa Perawan Maria Tak Bernoda, Karang, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta. Apabila menggunakan bus umum, peziarahan dapat naik bus umum baik dari kota Jogja, Wates, Muntilan dengan mengambil jurusan Nanggulan. Turun di perempatan Kenteng, naik ojek 15 menit sudah sampai lokasi (pintu gerbang peziarahan Gua Maria Lawangsih). Apabila peziareah datang menggunakan mobil, dari arah manapun, menuju Nanggulan. Di perempatan Kenteng ke arah Barat 12 km, dengan jalan hotmix (8 km) dan dilanjutkan jalan desa (aspal) 4 km. Minibus dan mobil pribadi bisa mencapai Gua Maria Lawangsih 15-30 menit, dan bisa diparkir di sekitar Gua. Peziarah cukup berjalan 50-100 meter dari tempat parkir.

Di belakang Patung Bunda Maria, terdapat lorong gua yang sangat panjang, dalam dan indah dengan stalagtit dan stalagmit yang mempesona, di dalamnya juga terdapat sumber air yang mengalir tiada henti, jernih dan sejuk, yang selama ini menjadi sumber penghidupan masyarakat sekitar gua Maria. Kelak air ini akan ditampung dan dijadikan tempat “menimba air kehidupan” dan untuk kebutuhan sehari-hari. Sungguh ajaib, Bunda Maria juga memberikan berkatNya. Di depan Bunda Maria, terdapat gua yang cukup lebar, memanjang sampai pada kedalaman yang tak terhingga. Namun sayang, 300 meter setelah pintu gua, sudah menyempit, meski di dalam sana terdapat tempat yang luas dan pemandangan yang sangat indah.

Fasilitas untuk peziarah secara umum sudah tersedia meskipun dalam nuansa kesederhanaan. MCK Kamar mandi, WC/toilet, sudah tersedia dengan air yang melimpah. Air jernih dari bawah Bunda Maria dialirkan menuju sebuah bak penyaring yang nantinya menjadi air yang bisa dipakai peziarah untuk dibawa pulang atau untuk diminum langsung. Air ini juga dialirkan ke kamar mandi di bawahnya, sehingga air di kamar mandi/WC sangat jernih dan layak untuk parea peziarah.Jalan menuju Gua Maria Lawangsih juga sudah layak untuk menjadi jalan bagi kendaraan peziarah. Pada bulan Nopember ini, jalan yang melingkar di sekitar Gua Maria Lawangsih sudah diaspal oleh warga di Purwosari.


Foto-foto lain :

Lorong Gua








Altar untuk Ekaristi


Bagian Depan Gua







Alamat

Gua Maria Lawangsih

Dusun Patihombo, Desa Purwosari, Kec. Girimulyo, Kulon Progo

Kontak Person:

Romo Ign. Slamet Riyanto, Pr

Pastoran SPM Tak Bernoda Nanggulan

Karang, Jatisarono, Nanggulan, Kulon Progo

Phone: 0857 4371 7676


Anda ingin berpartisipasi

dalam pembangunan Gua Maria Lawangsih?

Doa dan partisipasi Anda akan membuat semakin banyak umat mengenal Allah, dekat dengan Allah melalui Maria.

Berkah Dalem

Gusti tansah amberkahi

Slide Galeri Foto Gua Maria Lawangsih